
FST UINSA Newsroom, Sabtu (12/12/2020); Saat ini kita sudah memasuki zaman yang dimana perkembangan teknologi sudah semakin pesat. Belum lagi di masa pandemic saat ini, masyarakat sudah harus terbiasa dengan perubahan baru, yang mana diaantaranya kita harus bekerja dari rumah, belajar dari rumah, dan banyak halnya kita melakukan segala sesuatu di rumah ataupun online. Dengan keadaan seperti sekarang ini Perguruan Tinggi dituntut untuk memberikan inovasi pembelajaran daring yang efektif dan relasi dengan dunia industri untuk menjadi generasi muda yang kompetitif.
Maka dari itu Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya mengadopsi model Co-operative Education dengan melakukan Training on Trainers (TOT) yang akan difasilitasi oleh READI Project. Tujuan diadakannya pertemuan ini yaitu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan berminat sekaligus juga untuk membangun sistem dan struktur program Belajar Bekerja Terpadu/Magang Professional (Co-operative Education).
Sebelumnya perlu kita ketahui apa itu READI Project. READI Project adalah program kerjasama antara Universitas Waterloo di Kanada dengan entitas di Iindonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi lulusan dalam kaitannya dengan masuk di dunia kerja.
Pertemuan ini akan dilakukan selama 4 kali pertemuan, lalu pertemuan pertama diawali dengan FST UINSA belajar tentang Co-operative Education yang difasilitasi oleh READI Project. Narasumber pada pertemuan hari ini, yaitu Scott W. Davis, beliau merupakan Faculty Relations Managers Co-operative & Experiental Education University of Waterloo. Lalu narasumber selanjutnya, yaitu Faizah Sari PH.D, beliau merupakan Head, Work-integrated Learning / Co-operative Education Program School of Applied STEM, Universitas Prasetiya Mulya. Narasumber terakhir, yaitu Dian Augustini, S.E., M.SI., beliau merupakan READI Co-operative Education Officer.
Harapan yang diinginkan Dekan FST UINSA, yaitu Dr, Hj. Evi Fatimatur Rusydiyah, Mag. dari pihak fakultas yaitu beliau menginginkan mahasiswa ready to work saat mereka lulus, proses belajar mengajar menjadi lebih berkualitas melalui industry engagement (link and match), dan Pengaturan sistem SKS dalam kurikulum yang menyesuaikan dengan kebijakan kampus merdeka-merdeka belajar.
Selanjutnya harapan yang diinginkan oleh Wakil Dekan 1 FST UINSA, yaitu Dr. Moh. Hafiyusholeh, M.Si, beliau menginginkan dengan adanya kegiatan ini akan membuka peluang terimplementasikannya Kampus Merdeka-Merdeka Belajar (KMMB) di lingkungan FST UINSA. Selain itu prodi di lingkungan FST UINSA akan dapat menindaklanjuti program Co-operation Education dengan READI Project guna meningkatkan kualitas praktik mahasiswa di bidang industri atau perusahaan yang bersesuaian dengan kompetensi mahasiswa guna bersaing dalam dunia usaha dan industri. “Harapan saya akan ada semacam dual program perkuliahan mahasiswa yaitu perkuliahan reguler dan perkuliahan regular plus Co-operation. Dalam program ini, disamping mahasiswa diberikan bekal materi berbasis keilmuan, juga dibekali dengan praktik kerja yang terukur di dunia industri atau usaha dengan standar bersama antara FST UINSA dan READI Project. Walaupun masa kuliahnya lebih lama dibanding dengan perkuliahan reguler mengingat harus magang di dunia industri beberapa bulan, akan tetapi sangat memungkinkan mahasiswa lebih siap untuk masuk di dunia kerja. Bahkan bisa jadi mahasiswa tersebut langsung direkrut di perusahaan atau industri tempat praktiknya.” ujar Dr. Moh. Hafiyusholeh, M.Si
Beliau juga menambakan bahwa Kampus Merdeka-Merdeka Belajar memungkinkan mahasiswa untuk mendapatkan sekaligus menggali potensinya di luar prodi nya. Ada beberapa skema yang bisa diambil mahasiswa, antara lain mengikuti perkuliahan di luar prodi, mengikuti magang atau praktik kerja lapangan, research collaborative, dls. Melalui program Co-operation Education bersama READI Project, maka prodi di FST UINSA dapat merancang model merdeka belajar dengan bekerjasama dengan READI Project.